hmm...
hahaha ... hanya bisa berdehem dan berdudududu sambil memandang sekitar yang berada diantara terang dan mendung. Kadang terlonjak pertanyaan apakah hari ini hujan akan sederas kemarin atau sebaliknya.
Waktu menunjuk pukul 2 siang, mendung terlihat sangat nyata di pelupuk mata.
Hmm ... hujan ni pasti bentar lagi.
Aduh Tuhan, jangan hujan dulu yaa ... lupa bawa payung nih. - sambil mempercepat langkah menuju rumah.
Semakin gelap, tapi sesuatu yang hangat melewatiku dan membuat langkah ini terhenti. Kepala kutengadahkan sambil melihat pulau kapas, lengan ku bentangkan dengan sedikit gaya mengepak. Hahaha berasa jadi burung ... entah mengapa tapi posisi ini malah membuat diriku rileks.
Tak lama, titik - titik menembus kapas dan melakukan manuver ke bumi. Aku masih di posisi itu, tersenyum, merasakan butir titik yang menghantam kulit dengan sempurna. Bukannya melarikan diri untuk berteduh, aku malah membuka alas kaki dan merasakan tapaknya di bumi yang terguyur.
Segar!
Senyumku semakin lebar, lalu kubilang padaNYA : Terima kasih untuk waktu ini Tuhan, begitu menyenangkan.
Damai!
Kalau boleh Tuhan, beri aku waktu seperti ini lagi di masa yang akan datang.
Lagi , ... terima kasih untuk waktu ini.
--- 0 ---
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Composure by Dwipuspita Pangastuti
Hi again all, today i wanna share things from yesterday when went to an exhibition title Composure by Dwipuspita Pangastuti. Finally meet ag...

-
Was meeting this artist few years ago at Indyra Art Exhibition. Good person with masterpiece in his hand and make it grown til today with th...
-
August earlier with go back to teach some craft for kids. Been so long and finally did it again. Its a wonderful time indeed when transfer y...
-
In one go two exhibition were seen included this one titled Tujuh Layar Menyisir Langit by Iwan Yusuf. Once stepped to the entrance I was wo...
No comments:
Post a Comment